IMUNISASI DT

Imunisasi Difteri yang di laksanakan pada tanggal 13 Oktober 2022 untuk siswa kelas 1 samapi kelas 6,

yang ditangani langsung oleh Petugas dari PUSKESMAS Banyuglugur.

Manfaat Imunisasi DT untuk anak :

1. Melindungi Anak dari Difteri

Difteri merupakan penyakit serius pada hidung, tenggorokan, dan kulit. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini dapat menyebabkan anak sakit tenggorokan, demam dan kedinginan. Bila terlambat atau tidak segera diobati, difteri bisa mengakibatkan komplikasi berupa masalah pernapasan, gagal jantung, dan kerusakan saraf. Difteri paling sering ditularkan melalui percikan air liur yang ada di udara saat pengidap batuk atau bersin.

Nah, dengan memberikan imunisasi DT, ibu bisa memberikan perlindungan sempurna bagi anak terhadap risiko penularan difteri tersebut. Bila ibu memberikan imunisasi DT sesuai anjuran, vaksin tersebut dapat melindungi bayi dari difteri di atas 95 persen.

 

2. Melindungi Anak dari Tetanus

Tetanus atau lockjaw adalah penyakit serius yang bisa terjadi bila kotoran yang mengandung kuman tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Kuman tetanus dapat ditemukan di mana-mana, seperti di tanah, debu, dan kotoran ternak. Infeksi kuman ini dapat menyebabkan kram otot-otot di leher, lengan, tungkai, dan perut, serta kejang-kejang yang bisa terjadi cukup parah untuk mematahkan tulang.

Dengan memberikan imunisasi DT, ibu dapat menghindarkan anak dari ancaman tetanus yang berbahaya. Imunisasi juga membuat penyakit lebih ringan bila terinfeksi difteri dan tetanus.

Jadwal Pemberian Imunisasi Difteri Tetanus pada Anak

Imunisasi difteri dan tetanus biasanya juga dikombinasikan dengan vaksin untuk mencegah pertusis. Imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus) bisa diberikan pada anak sebanyak lima kali, dimulai sejak ia berusia 2 bulan sampai 6 tahun. 3 pemberian imunisasi pertama dilakukan pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Imunisasi ke-4 diberikan pada usia 18 bulan, dan yang terakhir pada usia 5 tahun. Setelah itu, booster Tdap (imunisasi ulang tetanus, difteri, dan pertusis) juga perlu dilakukan tiap 10 tahun.